Sabtu, 07 Februari 2015

Namun Bukan Dia

Karena kau tersenyum padaku.
Bukan dia.

Ya, sesederhana itu.
Maka aku mencoba menjatuhkan hati ini.
Tapi, gagal .

Aku mencoba tersenyum membalas.
Namun lengkung indah itu segera membentuk garis lurus.

Hampa.

Apa karena bukan dia?
Dia, yang membuat hati itu jatuh tanpa disadari.
Dia, yang memporak-porandakan perasaan ini lalu pergi.
Dia, yang tak pernah tahu ada senyum dalam hening.
Dia...
Yang tak pernah tersenyum padaku?

Mereka berkata, cinta tidak jatuh, tapi tumbuh.
Namun, bagaimana ia bisa tumbuh bila tak lebih dulu jatuh seperti benih bunga indah yang memekar dalam bulan semi yang merona?
Lalu, akankah cinta ini tumbuh untuk hatimu saat ia sudah jatuh di hati yang lain?

Langkah ini bahkan goyah untuk mencari jawaban.