Senin, 10 November 2014

12 Tahun, dan Cinta


***
Menonton #AADCReunion membuat pikiran saya berkutat pada kekosongan yang terjadi selama dua belas tahun.
Seharusnya ada hal yang membuat jiwa kedua insan itu terikat dan hati yang tertaut jauh oleh jarak itu bersikeras.
Maka, tulisan ini saya buat, setidaknya untuk memuaskan hati ini.
12 tahun, dan Cinta.
***





Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karna cinta
digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan

Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku melihat karya surga
dari mata seorang hawa

Aku pasti akan kembali
dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya.
Bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku

Karena aku ingin kamu, itu saja.


Karena kata-katamu...
Karena rangkaian kata itu, aku menunggu.
Dalam setiap detik waktu, dalam setiap degup jantung.
Menengadah ke langit, dan berharap pesawat-pesawat itu yang membawamu kembali.
Namun, hampa itu kembali mengusik.
Kamu, tak kunjung kembali.
Seuntai cerita bahkan tak pernah kamu bawa bersama rasa cinta yang ada lewat sebuah surat.

Di mana kamu sekarang.
Apa kabarmu sekarang.
Aku tak tahu harus bertanya pada siapa.
Lewat rajutan rasa ini, aku mencari celah dalam hati.
Kuletakkan perasaan yang berharga itu.
Namun aku tersadar, tak ada lagi celah yang tersisa.
Kamu telah mengisi semua sudut emosi.
Maka kututup semua pintu yang ada.
Hingga tak ada yang dapat menggoyahkannya.
Hingga tak ada yang tahu, bahwa rasa itu tetap hidup dalam sisa-sisa asa yang memudar.


Purnama demi purnama telah berlalu.
Musim demi musim telah terlewati tanpa terasa berarti.
Lalu kau datang dalam sebuah sapaan.
Hanya itu yang kamu ucapkan?
Hanya itu yang kamu pikirkan?
Begitu juga diriku.



Cinta?






Aku pasti akan kembali, dalam satu purnama.
Dalam satu purnama.